Jakarta (Infojabar.com) – Layanan Google Finance mengalami gangguan teknis yang mengakibatkan nilai tukar rupiah terhadap beberapa mata uang asing ditampilkan secara tidak akurat pada Sabtu (1/2/2025). Kurs euro terhadap rupiah sempat tercatat hanya Rp 8.348, jauh di bawah nilai yang sebenarnya.
Menurut data Bank Indonesia (BI), kurs transaksi pada hari yang sama menunjukkan bahwa satu euro seharusnya bernilai Rp 16.860,4. Gangguan serupa juga terjadi pada nilai tukar dolar AS yang di Google Finance tercatat hanya Rp 8.170, sementara BI menetapkan nilai tukar dolar AS sebesar Rp 16.340 per dolar AS pada Sabtu pagi.
Gangguan Masih Berlanjut
Berdasarkan pantauan hingga Minggu (2/2/2025), layanan Google Finance masih belum sepenuhnya pulih. Bahkan, Google tidak lagi menampilkan tabel informasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS seperti biasanya.
Bank Indonesia Beri Klarifikasi
Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti, mengonfirmasi bahwa kesalahan tampilan nilai tukar tersebut disebabkan oleh gangguan teknis pada sistem Google Finance.
“Gangguan teknis hanya terjadi pada kurs rupiah terhadap dolar AS dan euro,” kata Destry seperti dikutip dari Kontan, Sabtu (1/2/2025). Ia menambahkan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di Bloomberg masih berada pada kisaran Rp 16.300, sementara data Yahoo Finance menunjukkan angka Rp 16.294 per dolar AS.
BI saat ini tengah berkoordinasi dengan pihak Google untuk menyelesaikan permasalahan ini. Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, juga menegaskan bahwa angka Rp 8.100 yang ditampilkan Google bukan nilai yang sebenarnya.
Penjelasan Google
Pihak Google membenarkan adanya kesalahan tampilan nilai tukar rupiah di layanan pencariannya pada Sabtu (1/2/2025).
“Kami menyadari adanya gangguan yang mempengaruhi informasi nilai tukar Rupiah (IDR) di Google Search,” ujar perwakilan Google kepada media.
Google menjelaskan bahwa kesalahan tersebut berasal dari pihak ketiga yang menjadi sumber data konversi mata uang. Begitu mengetahui ketidakakuratan data, Google segera menghubungi penyedia informasi untuk melakukan koreksi.
Pada Minggu (2/2/2025) sekitar pukul 03.00 WIB, Pakar Produk Platinum Google, Aveline, melalui laman Google Help, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah mengetahui masalah tersebut dan sedang dalam proses perbaikan.
Kemungkinan Penyebab Kesalahan
Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha, mengungkapkan bahwa ada beberapa kemungkinan penyebab kesalahan sistem Google dalam menampilkan nilai tukar rupiah.
Menurutnya, Google mengandalkan algoritma yang menarik data dari berbagai sumber. Jika terjadi bug atau gangguan teknis dalam proses ini, data yang disajikan bisa menjadi tidak akurat.
Google mengambil data nilai tukar dari lembaga keuangan, penyedia data ekonomi, dan pasar valuta asing. Perbedaan metode pembaruan data di berbagai sumber ini dapat menyebabkan perbedaan kurs yang ditampilkan. Selain itu, kemungkinan adanya kesalahan input atau gangguan teknis lainnya juga tidak bisa dikesampingkan.
Pratama juga menyoroti potensi manipulasi atau peretasan sistem yang dapat mengganggu informasi finansial sebagai bagian dari strategi spekulasi atau disinformasi pasar.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Google masih melakukan upaya pemulihan sistem untuk memastikan data yang ditampilkan kembali akurat.