(Infojabar.com) – Panasonic Holdings Co. Ltd. mengumumkan langkah efisiensi besar-besaran dengan memangkas sekitar 10.000 karyawan secara bertahap sebagai bagian dari strategi restrukturisasi perusahaan secara global. Langkah ini ditempuh untuk memperkuat struktur operasional dan meningkatkan profitabilitas jangka panjang.
Pemutusan hubungan kerja (PHK) akan dilakukan secara seimbang, dengan separuh karyawan terdampak berasal dari Jepang dan sisanya dari berbagai negara lain di mana Panasonic beroperasi. Saat ini, perusahaan asal Jepang tersebut mempekerjakan sekitar 228.000 tenaga kerja di seluruh dunia.
Sebagaimana dilaporkan Reuters, Panasonic telah mengalokasikan anggaran sebesar 130 miliar yen atau setara hampir 900 juta dolar AS guna mendukung proses restrukturisasi ini. Dana tersebut akan digunakan untuk konsolidasi operasional, penghentian sejumlah unit usaha, hingga skema pensiun dini sukarela.
Langkah perombakan ini ditujukan untuk mendorong pertumbuhan laba operasional, terutama pada segmen energi yang menjadi andalan perusahaan dalam pengembangan baterai untuk kendaraan listrik. Panasonic menargetkan pertumbuhan laba sebesar 39 persen di sektor tersebut hingga akhir tahun fiskal 2026, dengan proyeksi pendapatan mencapai 167 miliar yen. Divisi ini diketahui memasok baterai ke produsen otomotif besar, termasuk Tesla.
Meski demikian, pada tahun fiskal yang berakhir Maret lalu, unit energi hanya mencatatkan laba sebesar 120,2 miliar yen, sedikit di bawah target 124 miliar yen. Untuk kinerja secara keseluruhan, Panasonic memperkirakan penurunan laba operasional sebesar 13 persen tahun ini, menjadi sekitar 370 miliar yen.
Dalam jangka panjang, Panasonic membidik laba operasional konsolidasi sebesar 600 miliar yen hingga Maret 2027. Selain itu, perusahaan juga menargetkan tingkat pengembalian ekuitas sebesar 10 persen pada akhir Maret 2029, sebagai tolok ukur profitabilitas grup.
Panasonic juga menyampaikan akan mengevaluasi ulang efisiensi di berbagai entitas anak usahanya, terutama di lini penjualan serta unit pendukung seperti administrasi dan keuangan. Ini merupakan tindak lanjut dari pembaruan strategi restrukturisasi yang telah diumumkan pada Februari lalu.
Sekitar setengah dari total biaya restrukturisasi akan difokuskan pada bisnis gaya hidup, termasuk produk elektronik rumah tangga serta sistem pemanas dan ventilasi. Sementara 40 persen lainnya akan dialokasikan untuk sektor bisnis lain, termasuk struktur induk perusahaan.