Cianjur (InfoJabar.com) – Petugas gabungan dari Kecamatan Kadupandak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengimbau warga yang tinggal di wilayah terdampak pergerakan tanah untuk segera mengungsi, terutama saat hujan deras mengguyur. Pergerakan tanah yang semakin meluas dan dalam membuat kondisi semakin berisiko, khususnya pada malam hari.
Sekretaris Kecamatan Kadupandak, Mumuh Parhamubin, mengungkapkan bahwa pergerakan tanah yang terus berkembang telah membuat sejumlah rumah terancam. Untuk itu, petugas bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur telah mendirikan tenda pengungsian sebagai langkah antisipasi.
“Seiring meluasnya pergerakan tanah, kami meminta warga yang rumahnya terancam untuk segera mengungsi, terutama pada malam hari saat intensitas hujan tinggi, karena pergerakan tanah terus berlanjut dan semakin dalam,” jelas Mumuh saat dihubungi pada Kamis (28/11/2024).
Mumuh juga menjelaskan bahwa hujan deras yang turun sejak pagi hari menyebabkan tanah terus bergerak, bahkan mengakibatkan kerusakan yang lebih parah pada beberapa rumah. “Beberapa rumah yang sebelumnya rusak sedang kini menjadi rusak berat, dan kedalamannya terus bertambah,” tambahnya.
Hingga kini, meski sebagian warga telah mengungsi ke rumah kerabat yang dianggap lebih aman, masih banyak yang bertahan di rumah masing-masing. Bahkan beberapa rumah yang awalnya dinilai aman kini mulai terdampak pergerakan tanah.
“Pergerakan tanah kini sudah mencapai Desa Kadupandak, yang berjarak sekitar 15 kilometer dari Desa Sukaraja dan Wargasari. Hal ini meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan warga yang masih tinggal di rumah mereka,” ujar Mumuh.
Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pusat pengendalian operasi Tanggap Darurat Bencana (TDB) untuk mempercepat proses evakuasi. Berdasarkan data sementara, sekitar 118 jiwa sudah mengungsi ke lokasi penampungan, dengan lebih dari 200 rumah yang terdampak.
“Meski sudah ada yang mengungsi, masih banyak warga yang bertahan karena rumah mereka terdampak. Namun, dalam dua hari terakhir, kondisi rumah mulai mengkhawatirkan dengan lantai dan dinding yang retak, terutama di Desa Wargasari dan Sukaraja,” jelasnya.
Kepala Desa Waringinsari, Kecamatan Kadupandak, Ajie Nadir, melaporkan bahwa jumlah pengungsi yang berada di tenda pengungsian di dekat balai desa terus bertambah. “Hari ini jumlahnya mencapai 200 jiwa, dengan 82 unit rumah rusak parah. Belum termasuk mereka yang mengungsi ke rumah kerabat,” kata Ajie.
Ajie juga menambahkan bahwa pihak desa telah meminta warga yang sebelumnya mengungsi ke rumah sanak saudara untuk pindah ke lokasi pengungsian, sebagai langkah antisipasi terhadap pergerakan tanah yang semakin meluas.