Cianjur (Infojabar.com) – Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, melibatkan seluruh dinas dan organisasi perangkat daerah (OPD) dalam upaya penanganan darurat bencana yang melanda 18 kecamatan di daerah tersebut. Selain mendirikan posko pelayanan, Pemkab juga fokus pada distribusi logistik untuk warga yang terdampak bencana alam seperti longsor, banjir, dan pergerakan tanah.
Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengadakan rapat koordinasi dengan semua dinas dan OPD untuk memastikan berbagai pelayanan cepat bagi 1.641 jiwa yang saat ini mengungsi. “Semua dinas dan OPD terlibat secara langsung dalam penanganan ini. Tujuannya agar seluruh masyarakat yang terdampak mendapatkan pelayanan dan bantuan logistik selama masa pengungsian,” ujar Herman di Cianjur, Senin (9/12/2024).
Setiap dinas akan bertugas untuk menyediakan layanan cepat di masing-masing kecamatan yang terdampak, sehingga tidak ada warga yang terlupakan dalam mendapatkan bantuan. Pemkab juga menyiagakan aparat desa, kecamatan, dan dinas terkait untuk siap siaga dan memberikan respon cepat, termasuk dalam proses evakuasi warga jika bencana kembali terjadi dengan prioritas utama pada keselamatan jiwa.
Bupati Cianjur menambahkan, semua warga yang mengungsi akan memperoleh bantuan logistik untuk kebutuhan sehari-hari, seperti beras, telur, dan lauk pauk. Selain itu, Pemkab juga telah mendirikan dapur umum di lokasi Tanggap Darurat Bencana (TDB), yang menyuplai makanan tiga kali sehari bagi warga pengungsi. “Bagi yang mengungsi ke rumah saudara atau lokasi aman lainnya, mereka juga akan menerima bantuan logistik untuk kebutuhan memasak setiap hari,” kata Herman.
Untuk mendukung kesehatan warga, Pemkab juga telah membuka posko kesehatan yang siap melayani pengungsi kapan saja. Posko ini dilengkapi dengan tenaga medis dan dokter yang siap memberikan pengobatan bagi warga yang membutuhkan penanganan medis cepat. “Dinas Kesehatan telah menyiapkan tenaga medis dan dokter di posko pengungsian. Kami juga akan jemput bola untuk memberikan pelayanan kesehatan ke lokasi pengungsian mandiri atau ke rumah warga yang masih bertahan,” tambah Herman.