Jakarta, Infojabar.com – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) berkomitmen untuk mendorong lebih banyak desa wisata di Indonesia meraih penghargaan internasional. Hal ini diharapkan dapat menarik minat wisatawan untuk mengunjungi destinasi wisata yang menawarkan keindahan alam, budaya, dan keunikan lokal.
“Desa wisata yang menjadi destinasi wisata berskala dunia adalah tujuan kami. Kami mendorong desa wisata untuk bisa meraih pengakuan dunia, salah satunya dengan penghargaan sebagai desa terbaik versi UN Tourism,” ujar Ketua Tim Kerja Koordinasi Manajemen Krisis Destinasi Kemenpar, Danesta Febianto Nugroho, dalam pertemuan dengan media di Jakarta, Selasa.
Tanggapan tersebut disampaikan setelah ada pemberitaan terkait Bangkok dan Kuala Lumpur yang masuk dalam daftar 10 kota pariwisata terbaik dunia. Danesta menekankan, Kemenpar selalu berupaya untuk memastikan desa wisata di Indonesia dapat menjadi destinasi yang bermanfaat dalam jangka panjang bagi semua pihak.
Saat ini, salah satu pencapaian penting yang dapat diapresiasi adalah empat desa wisata di Indonesia yang berhasil meraih penghargaan “Best Tourism Village” dari United Nations Tourism.
Keempat desa wisata tersebut adalah Desa Wisata Nglanggeran di Gunungkidul, Yogyakarta; Desa Penglipuran di Bangli, Bali; Desa Jatiluwih di kaki Gunung Batukaru, Tabanan, Bali; dan Desa Wukirsari di Bantul, Yogyakarta.
“Keempat desa tersebut telah mendapatkan sertifikasi sebagai desa wisata berkelanjutan. Dari pencapaian itu, kami mendorong agar desa-desa tersebut bisa menjadi desa wisata terbaik versi UN Tourism,” kata Danesta.
Menurutnya, Kemenpar sudah memiliki pedoman untuk mengelola destinasi wisata agar berkelanjutan. Pedoman ini tercantum dalam Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 9 Tahun 2021, yang mencakup empat pilar utama: tata kelola, keberlanjutan ekonomi, keberlanjutan sosial dan budaya, serta perlindungan lingkungan.
Danesta menambahkan, tujuan utama dari pedoman tersebut adalah untuk menciptakan pariwisata yang berkelanjutan dalam jangka panjang. Hal ini tidak hanya bermanfaat bagi sektor pariwisata, tetapi juga bagi ekonomi, sosial, budaya masyarakat lokal, dan lingkungan yang terjaga.
“Ini adalah upaya jangka panjang. Kami ingin memastikan pariwisata yang berkembang juga memberikan manfaat sosial, ekonomi, dan budaya yang positif tanpa merusak lingkungan,” jelasnya.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Chusnunia Chalim, juga mendorong Kementerian Pariwisata untuk berbenah dalam meningkatkan kualitas pariwisata Indonesia. Ia menyoroti kebijakan bebas visa di Thailand yang mampu mendatangkan lebih dari satu juta wisatawan mancanegara setiap bulan. Sementara itu, Indonesia baru menerapkan kebijakan bebas visa kunjungan hanya untuk 13 negara berdasarkan Perpres Nomor 95 Tahun 2024.
Menurut Chusnunia, dengan anggaran Kementerian Pariwisata yang terbatas, akan sulit bagi pemerintah untuk mencapai target devisa sebesar Rp 30 triliun dan menarik 7,4 juta wisatawan pada tahun 2024.
“Dengan anggaran yang terbatas, kita perlu mencari solusi terbaik untuk meningkatkan kualitas pariwisata Indonesia dan mencapai target yang ditetapkan,” ujarnya.
Dalam laporan sebelumnya, perusahaan riset global Euromonitor International merilis daftar 10 kota terbaik dunia berdasarkan kunjungan wisatawan. Bangkok menempati peringkat pertama, sementara Kuala Lumpur berada di posisi kesepuluh dalam daftar tersebut.