Jakarta (Infojabar.com) – Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, menegaskan bahwa sektor industri Indonesia harus mencatatkan pertumbuhan sebesar 8,6 persen dan memberikan kontribusi sebesar 22 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Hal ini, menurutnya, menjadi kunci untuk menghindari jebakan pendapatan menengah serta mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Dalam keterangan yang disampaikan di Jakarta, Senin (23/12), Wamenperin menyebutkan bahwa untuk mencapai target tersebut, peningkatan produktivitas industri harus dilakukan melalui inovasi teknologi, penguatan keterampilan tenaga kerja, serta peningkatan efisiensi manajerial dan teknis.
“Untuk mencapai angka ini, pendekatan yang lebih inovatif diperlukan. Pendekatan yang biasa tidak akan cukup, mengingat keterbatasan sumber daya yang kita miliki. Oleh karena itu, kita harus mencari terobosan agar industri Indonesia bisa berkembang pesat dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi,” ujar Faisol.
Faisol juga memberi contoh salah satu unit di bawah Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, yaitu Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kulit, Karet, dan Plastik (BBSPJIKKP) yang berlokasi di Yogyakarta. Unit ini, lanjut Faisol, memiliki potensi besar dalam mendukung pengembangan bisnis yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi di atas 8 persen.
Unit ini menawarkan layanan Validasi Verifikasi Gas Rumah Kaca (VV GRK) dan skema Nilai Ekonomi Karbon (NEK), yang bisa memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan industri hijau di Indonesia.
Namun, Faisol menyadari adanya tantangan besar dalam menjangkau perusahaan-perusahaan yang membutuhkan layanan ini, mengingat banyak dari mereka berlokasi di luar Yogyakarta.
Sementara itu, Kepala BSKJI, Andi Rizaldi, menambahkan bahwa melalui Pusat Industri Hijau, Kemenperin telah memfasilitasi pendirian Lembaga Validasi dan Verifikasi (LVV). Saat ini, terdapat delapan LVV yang sedang dalam proses menuju akreditasi, dengan LVV dari BBSPJIKKP Yogyakarta menjadi yang pertama mendapatkan akreditasi untuk lingkup Nilai Ekonomi Karbon.
“Kami berharap LVV GRK yang telah terakreditasi ini dapat mendukung terciptanya industri hijau dan berkontribusi pada pencapaian target pertumbuhan ekonomi yang diinginkan,” kata Andi Rizaldi.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat mempercepat transformasi sektor industri dan mendukung upaya Indonesia untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah menuju ekonomi yang lebih maju.