BANDUNG, Infojabar.com – Banjir setinggi 1,5 meter melanda Kampung Bojong Asih, Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, sejak Sabtu (23/11/2024). Kejadian ini menyebabkan pemukiman warga terendam, akses jalan utama tertutup, dan aktivitas warga terganggu.
Amiudin (34), salah satu warga terdampak, mengungkapkan bahwa banjir mulai terjadi sejak Selasa (19/11), namun kala itu hanya berupa genangan di jalan. Debit air terus meningkat seiring hujan yang tak kunjung reda.
“Awalnya genangan saja, sekitar Selasa. Hari Rabu sudah setinggi lutut, Kamis naik lagi sampai sebetis. Tapi sejak Jumat hujan deras terus, dan subuh tadi mencapai 1 sampai 1,5 meter,” kata Amiudin kepada wartawan pada Sabtu (23/11/2024).
Menurutnya, kondisi ini membuat jalan utama di Kampung Bojong Asih tak lagi bisa dilalui. Warga yang tetap beraktivitas hanya bisa menggunakan perahu karet.
“Awalnya masih bisa lewat karena sebetis. Tapi sekarang sudah sedada, jadi akses jalan tertutup. Kalau mau keluar, ya harus pakai perahu,” tambahnya.
Warga Merasa Lelah dan Butuh Perhatian Serius
Senada dengan Amiudin, Saepuloh (51), warga lainnya, mengaku lelah menghadapi banjir yang terus berulang setiap kali musim hujan tiba. Ia menuturkan bahwa seluruh wilayah Kampung Bojong Asih, yang terdiri dari 14 RW, terdampak banjir kali ini.
“Ini bukan pertama kali, sejak tahun 80-an sudah seperti ini. Tidak ada perubahan sampai sekarang. Warga sudah bosan. Kami harap calon bupati dan wakil bupati bisa serius menangani masalah ini, jangan cuma cari suara saja,” ujar Saepuloh dengan nada kesal.
Saepuloh juga menyoroti minimnya bantuan yang diterima warga hingga saat ini. Ia menyebutkan, warga membutuhkan sembako dan alat transportasi yang memadai untuk membantu mereka beraktivitas di tengah banjir.
“Kondisi warga beragam. Ada yang mengungsi ke posko, ada juga yang tetap tinggal di rumah jika punya lantai dua. Tapi untuk bantuan, masih sangat kurang,” jelasnya.
Akses dan Aktivitas Warga Lumpuh
Banjir ini tak hanya merendam rumah warga, tetapi juga melumpuhkan akses jalan utama yang biasanya digunakan untuk berbagai aktivitas sehari-hari. Warga kini mengandalkan perahu karet untuk keluar masuk kampung.
“Yang tidak punya kendaraan khusus atau perahu, ya terpaksa harus menunggu bantuan. Jalan utama sudah tidak bisa dilewati sama sekali,” kata Amiudin.
Kondisi ini semakin menambah beban warga yang telah bertahun-tahun hidup di bawah ancaman banjir musiman. Mereka berharap ada tindakan nyata dari pemerintah daerah dan calon pemimpin yang sedang bersaing dalam Pilkada.
Harapan Warga kepada Pemimpin Baru
Banjir yang melanda Kampung Bojong Asih menjadi ujian bagi para calon pemimpin Kabupaten Bandung. Warga berharap isu ini menjadi prioritas dan ditangani secara komprehensif, bukan hanya sekadar janji politik semata.
“Harapan kami sederhana, ada solusi nyata untuk mengatasi banjir ini. Jangan hanya datang waktu kampanye, tapi hilang setelah terpilih,” pungkas Saepuloh.
Sementara itu, pemerintah daerah diharapkan segera memberikan bantuan lebih banyak, terutama sembako dan transportasi darurat, agar warga dapat bertahan menghadapi banjir yang belum menunjukkan tanda-tanda surut