Mataram, Infojabar.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), telah menyiagakan Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk memantau kawasan pesisir sepanjang 9,1 kilometer guna mengantisipasi potensi dampak gelombang pasang akibat cuaca ekstrem.
Plt Kepala Pelaksana BPBD Kota Mataram, Irwan Rahadi, mengungkapkan bahwa setiap malam, sebanyak 25 personel TRC dikerahkan untuk melakukan pemantauan dan melaporkan kondisi terkini di kawasan pesisir. “Kami menugaskan 25 orang untuk memantau secara langsung sepanjang 9,1 kilometer pantai di Mataram,” ujarnya, Jumat (13/12/2024).
Personel TRC tersebut akan membantu petugas yang telah ada di lapangan, terutama karena setiap kelurahan pesisir di Kota Mataram telah memiliki tim siaga bencana yang dibentuk melalui Program Desa/Kelurahan Tangguh Bencana (Destana). Irwan menjelaskan bahwa kawasan pesisir Mataram, yang rentan terhadap abrasi pantai dan gelombang pasang, tetap perlu diwaspadai meski kondisi saat ini masih relatif landai.
Menurut Irwan, cuaca ekstrem yang terjadi di Mataram, dengan hujan yang datang silih berganti disertai angin kencang, merupakan dampak dari perputaran angin selatan, yang berhubungan dengan fenomena Siklon 92 S yang mempengaruhi wilayah NTB.
Beberapa kelurahan pesisir di Mataram, seperti Kampung Bugis, Bintaro, dan Penghulu Agung, telah mengalami dampak abrasi. Namun, hingga kini, kondisi tersebut masih dapat ditangani secara mandiri dengan pembuatan tanggul darurat menggunakan karung berisi pasir. “Kami sudah mendistribusikan sekitar 300 karung pasir ke wilayah yang terdampak, dan sejauh ini, belum ada warga yang dievakuasi,” lanjut Irwan.
BPBD Mataram juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan masih akan berlangsung hingga 16 Desember 2024, berdasarkan informasi terbaru dari BMKG. Sebelumnya, cuaca ekstrem diprediksi hanya berlangsung hingga 10 Desember, namun pergeseran kondisi cuaca memperpanjang periode tersebut.
Irwan mengingatkan nelayan di kawasan pesisir untuk tidak melaut sementara waktu, karena prediksi ketinggian gelombang mencapai lebih dari dua meter. “Kami menyarankan nelayan untuk menunda aktivitas melaut demi keselamatan,” katanya.
BPBD Kota Mataram akan terus memantau perkembangan cuaca dan gelombang pasang, serta mengkoordinasikan langkah-langkah penanggulangan bencana secara intensif guna melindungi masyarakat pesisir.