(Infojabar.com) – Pemerintah China secara tegas mengecam serangan militer Israel terhadap wilayah Iran, menyebutnya sebagai pelanggaran hukum internasional yang tidak dapat dibenarkan. Dalam pernyataan resminya, Beijing menyerukan penahanan diri dari kedua negara untuk mencegah eskalasi lebih lanjut di kawasan Timur Tengah yang sudah memanas.
Kecaman tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, dalam percakapan terpisah melalui sambungan telepon dengan Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar dan Menlu Iran Abbas Araghchi pada Sabtu (14/6/2025). Hal ini dikonfirmasi oleh laporan South China Morning Post yang terbit Minggu (15/6/2025).
Wang menyoroti bahwa serangan Israel dilancarkan di tengah upaya komunitas internasional mencari penyelesaian damai terkait program nuklir Iran. Ia menegaskan bahwa langkah militer hanya akan memperburuk situasi dan menghambat peluang diplomatik yang masih terbuka.
“Situasi saat ini menuntut semua pihak untuk menahan diri. Prioritas utama adalah mencegah konflik membesar, menghindari kekacauan yang lebih luas di kawasan, dan segera mengembalikan proses ke jalur diplomasi,” ujar Wang.
Menurut Wang, baik Iran maupun Israel merupakan aktor penting yang memiliki pengaruh besar terhadap stabilitas kawasan. Oleh karena itu, pendekatan militer hanya akan menciptakan ketegangan yang lebih dalam dan berisiko meluas.
Dalam percakapannya dengan pihak Iran, Wang menyatakan bahwa China mendukung upaya Teheran dalam mempertahankan kedaulatan nasional serta hak-hak yang sah di bawah hukum internasional. Ia juga memperingatkan bahwa setiap serangan terhadap infrastruktur nuklir dapat menjadi preseden berbahaya dengan konsekuensi yang luas dan tidak terduga.
China, tambah Wang, siap mengambil peran aktif dalam memediasi dan mendorong dialog yang konstruktif antara kedua belah pihak, demi mencegah krisis regional yang berlarut-larut.
Sikap tegas Beijing ini menunjukkan komitmen China untuk mendukung stabilitas global melalui jalur damai dan kerja sama internasional, di tengah meningkatnya kekhawatiran dunia terhadap potensi konflik terbuka antara Israel dan Iran.