Jakarta (Infojabar.com) – Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, menyatakan bahwa posisi Utusan Khusus Presiden Prabowo Subianto dapat dibiarkan kosong jika sosok yang sebelumnya menduduki jabatan tersebut mengundurkan diri. Menurutnya, jabatan ini berbeda dengan posisi dalam kabinet yang memiliki kewajiban untuk selalu terisi.
“Posisi itu bisa diisi, tapi juga bisa dibiarkan kosong,” ujar Dasco kepada wartawan di Jakarta, Jumat, saat dimintai keterangan terkait pengunduran diri Miftah Maulana Habiburrahman, yang sebelumnya menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden Prabowo di bidang Kerukunan Umat Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Miftah Maulana, yang dikenal dengan sebutan Gus Miftah, mengumumkan pengunduran dirinya pada Jumat di Ponpes Ora Aji, Sleman, Yogyakarta. Keputusan tersebut mengundang perhatian publik, terutama mengenai langkah selanjutnya untuk mengisi jabatan tersebut.
Dasco menjelaskan bahwa jabatan Utusan Khusus Presiden di bidang Kerukunan Umat Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan dibentuk dengan alasan Miftah memiliki perhatian besar terhadap isu toleransi antar umat beragama serta pengembangan sarana keagamaan. “Nomenklatur ini dibentuk karena Gus Miftah memang sangat peduli terhadap kerukunan umat beragama dan sering melaporkan masalah sarana prasarana keagamaan yang kurang memadai di daerah-daerah,” ujar Dasco.
Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pandangannya terkait pengunduran diri Miftah. Presiden menilai keputusan tersebut sebagai langkah yang bertanggung jawab dan mencerminkan sikap kesatria. “Saya kira ini tindakan yang bertanggung jawab, beliau sadar, beliau salah ucap, dan dia bertanggung jawab dengan mengundurkan diri,” ujar Presiden saat ditemui di Istana Merdeka, Jakarta. Presiden juga mengungkapkan bahwa pihaknya akan segera mencari pengganti Miftah untuk mengisi posisi tersebut.