Garut, Infojabar.com – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Garut, Jawa Barat, telah mengajukan permohonan agar perbaikan sekolah-sekolah yang rusak akibat gempa bumi dengan magnitudo 4,2 dapat menggunakan dana dari Biaya Tak Terduga (BTT).
Kepala Disdik Kabupaten Garut, Ade Manadin, mengatakan bahwa pihaknya telah mengusulkan perbaikan bangunan sekolah rusak tersebut kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melalui BTT. “Kami sudah mengusulkan agar perbaikan sekolah yang rusak bisa dibiayai dari BTT di BPBD,” ujar Ade saat diwawancarai di Garut pada Kamis (12/12).
Menurutnya, gempa yang terjadi pada Sabtu, 7 Desember 2024, dengan pusat di Garut tersebut telah menyebabkan kerusakan pada beberapa fasilitas umum, termasuk bangunan sekolah. Sekolah-sekolah yang terdampak berada di Kecamatan Sukaresmi, Cisurupan, dan Pasirwangi, yang merupakan wilayah yang mengalami dampak cukup besar akibat gempa tersebut.
“Tercatat ada tiga sekolah yang terdampak, yakni SD, SMP, dan SD IT yang berada di Kecamatan Sukaresmi, Cisurupan, dan Pasirwangi,” jelasnya. Meskipun gempa tersebut menimbulkan kerusakan pada bangunan, Ade menyebutkan bahwa tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Mengenai dampak gempa terhadap kegiatan belajar mengajar, Ade mengungkapkan bahwa aktivitas belajar di sekolah-sekolah tersebut tidak terlalu terganggu karena peristiwa tersebut terjadi di akhir semester dan siswa-siswi sedang memasuki masa liburan. “Kegiatan belajar mengajar sudah selesai, dan libur semester sudah dimulai. Jadi, dampaknya tidak terlalu besar, tetapi perbaikan tetap diperlukan agar kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan aman dan nyaman setelah liburan,” tambahnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa gempa berkekuatan magnitudo 4,2 terjadi pada Sabtu pagi, 7 Desember 2024, sekitar pukul 07.12 WIB, dengan pusat gempa berada 20 kilometer barat daya Garut dan kedalaman 10 kilometer.
Gempa ini juga mengakibatkan kerusakan pada sejumlah rumah penduduk di tujuh kecamatan, termasuk Pasirwangi, Cisurupan, Bayongbong, Samarang, Sukaresmi, Tarogong Kaler, dan Cikajang. Menurut laporan awal dari BPBD Garut, sebanyak 224 unit rumah mengalami kerusakan. Namun, setelah dilakukan verifikasi, hanya 41 rumah yang memenuhi kriteria rusak sedang hingga berat, sementara sisanya tergolong kerusakan ringan.
Dengan adanya usulan perbaikan dari Disdik Garut, diharapkan proses pemulihan dapat segera dilakukan untuk memastikan kelangsungan pendidikan di daerah terdampak.