Jakarta – Industri kripto di Indonesia menunjukkan tren pertumbuhan yang konsisten di tengah fluktuasi pasar global. Berdasarkan data terbaru dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), jumlah investor aset kripto di Tanah Air telah menembus 19 juta pengguna hingga April 2025. Angka ini meningkat tajam dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang berada di kisaran 16 juta.
Peningkatan jumlah investor ini mencerminkan minat masyarakat Indonesia yang semakin besar terhadap aset digital sebagai alternatif investasi. Meski pasar kripto masih mengalami volatilitas tinggi, masyarakat Indonesia tampaknya tetap antusias dalam menjajaki peluang keuntungan di sektor ini.
Lonjakan Didukung Edukasi dan Regulasi yang Lebih Jelas
Dilansir dari situs kripto indonesia, Menurut Plt. Kepala Bappebti, Kasan, lonjakan investor kripto di Indonesia tak lepas dari masifnya upaya edukasi serta kejelasan arah regulasi yang mulai dibangun pemerintah.
“Kami terus mendorong literasi aset digital di masyarakat dan memperkuat pengawasan terhadap pelaku industri. Komitmen kami adalah menciptakan ekosistem perdagangan kripto yang aman dan sehat,” ujar Kasan dalam konferensi pers pada Rabu (16/4).
Dalam kurun waktu dua tahun terakhir, pemerintah melalui Bappebti dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah meluncurkan berbagai kebijakan, termasuk daftar legal aset kripto, izin bagi pedagang fisik aset kripto, serta rencana pembentukan Bursa Kripto Indonesia, yang hingga kini masih dalam tahap finalisasi.
Generasi Muda Dominasi Pengguna Kripto
Salah satu fenomena yang menarik dari pertumbuhan ini adalah dominasi generasi muda, terutama usia 21–35 tahun, sebagai kelompok pengguna terbesar aset kripto. Mereka cenderung lebih terbuka terhadap teknologi baru, lebih aktif dalam platform digital, dan berani mengambil risiko dalam investasi alternatif.
Fajar Nugroho (27 tahun), seorang karyawan swasta di Jakarta yang aktif sebagai investor kripto sejak 2021, mengaku lebih percaya pada aset digital dibanding deposito bank.
“Dulu saya coba-coba beli Bitcoin dan Ethereum, tapi sekarang portofolio saya sudah mulai merata. Saya juga belajar dari banyak komunitas dan channel YouTube lokal,” tuturnya.
Fajar adalah bagian dari tren nasional yang menunjukkan bahwa edukasi komunitas digital dan konten kreator kripto lokal punya peran besar dalam membangun pemahaman publik.
Volume Transaksi Turun, Tapi Nilai Kapitalisasi Masih Stabil
Meski jumlah investor terus bertambah, volume transaksi kripto di Indonesia per April 2025 tercatat sebesar Rp22,3 triliun, turun dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai Rp27,1 triliun. Penurunan ini disinyalir akibat koreksi pasar global, termasuk tekanan dari ketidakpastian kebijakan suku bunga The Fed di Amerika Serikat.
Namun, analis menilai bahwa penurunan transaksi ini tidak mencerminkan sentimen negatif jangka panjang. Sebaliknya, banyak investor yang justru mengambil posisi menunggu (wait and see) atau melakukan akumulasi saat harga turun.
“Penurunan volume bukan berarti investor pergi. Ini justru fase konsolidasi. Kapitalisasi pasar masih solid dan tidak menunjukkan gejala pelarian modal besar-besaran,” kata Tirta Ramadani, analis kripto dari Digital Asset Insight Indonesia.
Potensi Kripto sebagai Aset Strategis Nasional
Sejumlah pengamat melihat bahwa aset kripto tidak lagi bisa dipandang sebelah mata, apalagi sebagai sekadar alat spekulasi. Dalam jangka panjang, kripto bisa menjadi bagian dari strategi diversifikasi ekonomi nasional dan pendukung transisi ke era ekonomi digital.
Salah satu potensi besar adalah integrasi teknologi blockchain dalam sektor-sektor penting seperti logistik, agrikultur, dan keuangan mikro. Selain itu, adopsi stablecoin lokal berbasis Rupiah juga mulai menjadi perhatian pemerintah sebagai alternatif sistem pembayaran lintas negara.
Kementerian Perdagangan bahkan telah menyatakan kesiapan untuk mendorong pengembangan kripto lokal sebagai bagian dari produk digital unggulan ekspor dalam lima tahun ke depan.
Tantangan: Keamanan, Literasi, dan Perlindungan Konsumen
Meski peluangnya besar, industri kripto di Indonesia juga menghadapi tantangan serius. Beberapa di antaranya adalah masih rendahnya literasi keuangan digital, tingginya kasus penipuan berkedok investasi kripto, serta kelemahan dalam pengawasan exchange ilegal yang tidak berizin Bappebti.
Oleh karena itu, pemerintah dan pelaku industri perlu memperkuat kolaborasi untuk meningkatkan keamanan sistem, membangun kepercayaan publik, dan menciptakan regulasi yang adaptif terhadap inovasi.
Penutup
Dengan jumlah investor yang terus meningkat dan upaya pemerintah dalam memperbaiki regulasi, industri kripto di Indonesia berada pada jalur yang menjanjikan. Namun, pertumbuhan ini harus diiringi dengan peningkatan literasi, keamanan platform, dan kejelasan kebijakan agar kripto benar-benar dapat berkontribusi dalam ekonomi digital nasional yang inklusif dan berkelanjutan.
Jika dikelola dengan tepat, Indonesia bisa menjadi salah satu pemain utama dalam peta industri aset digital global