Denpasar (Infojabar.com) – Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Nurul Ghufron, menegaskan pentingnya peran pemuda dalam gerakan antikorupsi, terutama melalui industri kreatif seperti film dan seni. Ghufron menyampaikan hal tersebut saat menyerahkan penghargaan kepada 25 karya terbaik di ajang Anti-Corruption Film Festival (ACFFEST) 2024 yang digelar di Denpasar, Bali, Sabtu (7/12).
Menurut Ghufron, melalui ACFFEST, KPK mendorong generasi muda untuk lebih aktif, kreatif, dan peduli dalam menyuarakan sembilan nilai antikorupsi, yang dikenal dengan akronim “JUMAT BERSEPEDA KK”, yang terdiri dari kejujuran, kemandirian, tanggung jawab, keberanian, kesederhanaan, kepedulian, kedisiplinan, keadilan, dan kerja keras.
“Kami percaya bahwa film adalah alat yang sangat efektif untuk membangun budaya dan menyebarkan nilai-nilai integritas. Seperti yang kita lihat pada fenomena film Jepang atau drama Korea Selatan yang berhasil memengaruhi pola pikir dan gaya hidup masyarakat global,” ujar Ghufron. Ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk memanfaatkan seni audio-visual guna menanamkan semangat antikorupsi di Indonesia.
Deputi Bidang Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK, Wawan Wardiana, menambahkan bahwa ACFFEST, yang merupakan festival film tertua yang digelar oleh lembaga pemerintahan, tidak hanya menjadi ajang penghargaan. Festival ini juga telah menjadi ruang bagi masyarakat untuk berdiskusi dan merefleksikan bahaya korupsi.
“Karya-karya film dari para sineas Indonesia yang ditampilkan di ACFFEST telah menjadi alat edukasi antikorupsi yang sangat efektif. Mereka menyampaikan pesan dengan cara yang kreatif dan inspiratif, tanpa terkesan menggurui,” kata Wawan.
Sebagai bagian dari perayaan satu dekade ACFFEST, festival tahun ini juga menyelenggarakan kompetisi khusus, termasuk SinemAksi (Sinema Antikorupsi) dan kategori Regional Indonesia Timur, yang meliputi Maluku, Maluku Utara, Papua, serta Nusa Tenggara Barat dan Timur. Wawan mengungkapkan bahwa antusiasme masyarakat terhadap festival ini semakin meningkat, terbukti dengan 1.074 proposal yang diterima, mencakup ide cerita film, film pendek fiksi, animasi, serta kompetisi regional.
Amir Arief, Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK, menjelaskan bahwa rangkaian kegiatan ACFFEST dimulai sejak April 2024 dengan pendaftaran, diikuti oleh roadshow Movie Day di 10 kabupaten/kota, yang menyelenggarakan 24 pemutaran film bertema antikorupsi dengan lebih dari 4.000 penonton. Selain itu, acara ini juga melibatkan berbagai kegiatan edukasi seperti webinar film-making, workshop penulisan naskah, serta community gathering.
Pada bulan November 2024, karya-karya yang dihasilkan para peserta kemudian melewati proses kurasi dan penjurian oleh para ahli perfilman yang diakui, termasuk sineas, penulis naskah, dan profesional di industri film. Jason Iskandar, sutradara sekaligus founder Studio Antelope, yang juga menjadi salah satu kurator dan juri, mengungkapkan pentingnya komitmen bersama untuk melawan korupsi, terutama dalam dunia perfilman.
“Korupsi merusak banyak hal, termasuk dunia film. Tanpa komitmen untuk melawan korupsi, bakat sineas muda kita akan sia-sia. Saya sangat mengapresiasi inisiatif KPK yang memberikan ruang bagi sineas untuk berkarya sekaligus berkontribusi nyata dalam mengingatkan masyarakat akan bahaya korupsi,” ujar Jason.