Jakarta (Infojabar.com) – Lonjakan harga Bitcoin (BTC) dalam beberapa bulan terakhir telah menjadi pendorong utama bagi peningkatan aktivitas di pasar kripto, termasuk di Indonesia. Menurut Chief Marketing Officer (CMO) Tokocrypto, Wan Iqbal, kenaikan harga BTC yang signifikan telah membawa dampak positif terhadap volume transaksi di platform kripto.
Dalam keterangan resminya pada Sabtu (7/12), Wan Iqbal mengungkapkan bahwa volume transaksi di Tokocrypto mengalami lonjakan hampir tiga kali lipat pada periode Oktober hingga November 2024, dengan nilai mendekati 2 juta dolar AS. Lonjakan harga Bitcoin yang menembus angka 100 ribu dolar AS atau sekitar Rp1,58 miliar, menjadi faktor pendorong utama bagi pertumbuhan ini.
“Kenaikan harga BTC yang mencapai 131 persen (year-to-date) sejak awal tahun ini telah mendorong peningkatan volume transaksi dan menarik lebih banyak investor baru untuk terlibat dalam industri kripto,” ujar Wan Iqbal.
Ia menambahkan bahwa lonjakan harga Bitcoin sering kali menjadi pintu masuk bagi investor untuk mengeksplorasi aset digital lainnya. Kenaikan harga BTC tidak hanya memperbesar volume perdagangan, tetapi juga memperluas cakupan ekosistem kripto secara keseluruhan, dengan banyak investor yang mulai melirik altcoin dan meme coin setelah harga Bitcoin melonjak.
Dalam laporan terpisah, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatatkan lonjakan signifikan pada total transaksi aset kripto di Indonesia. Pada periode Januari hingga Oktober 2024, total transaksi tercatat mencapai Rp475,13 triliun, meningkat 352,89 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023 yang hanya mencapai Rp104,91 triliun.
Angka transaksi tersebut bahkan melampaui total transaksi pada tahun 2022 dan 2023, yang masing-masing tercatat sebesar Rp306,4 triliun dan Rp149,3 triliun, menunjukkan betapa besar pengaruh lonjakan harga Bitcoin terhadap minat pasar terhadap aset kripto di Indonesia.