Jakarta (Infojabar.com) – Setelah lebih dari 14 bulan konflik, Lebanon dan Israel akhirnya sepakat untuk melaksanakan gencatan senjata yang dimediasi oleh Amerika Serikat dan Prancis. Kesepakatan yang berlaku mulai Rabu (27/11) pukul 04:00 waktu setempat (022GMT) ini disambut positif oleh berbagai negara dan organisasi internasional.
Gencatan senjata ini menetapkan periode ‘tenang’ selama 60 hari ke depan, yang diharapkan dapat mengakhiri kekerasan yang telah merenggut hampir 4.000 nyawa dan menyebabkan lebih dari 16.500 orang terluka, serta lebih dari sejuta orang mengungsi di Lebanon. Berikut adalah beberapa perkembangan penting setelah kesepakatan tersebut:
1. Peringatan Tentara Israel untuk Warga Sipil
Pada hari kedua gencatan senjata, tentara Israel memperingatkan warga sipil untuk menghindari 10 desa di Lebanon selatan. Juru bicara tentara Israel, Avichay Adraee, mengeluarkan daftar desa yang dilarang dikunjungi, termasuk Sheba, Hebbariyah, Marjaayoun, Yohmor, dan Baraachit. Dalam pesan yang disebar melalui platform X, Adraee mengingatkan bahwa siapa saja yang melanggar batasan ini akan membahayakan dirinya sendiri.
2. Pemantauan oleh Panglima Tentara Lebanon
Panglima Tentara Lebanon, Jenderal Joseph Aoun, mengadakan pertemuan dengan Jenderal Jasper Jeffers dari Amerika Serikat pada Kamis (28/11). Jenderal Jeffers memimpin komite pengawas dari lima negara yang ditugaskan untuk memantau pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Lebanon. Pertemuan yang berlangsung di Beirut ini membahas koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kesepakatan tersebut, meskipun rincian pembicaraan tidak dipublikasikan.
3. Respons dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyambut baik kesepakatan gencatan senjata ini dan menekankan pentingnya pembangunan kembali layanan kesehatan di Lebanon selatan dan timur, mengingat lebih dari satu juta orang diperkirakan akan kembali ke wilayah tersebut. Abdinasir Abubakar, perwakilan WHO di Lebanon, menyatakan bahwa perjanjian ini memberikan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan yang mendesak, yang selama ini terhambat oleh konflik yang berkepanjangan.
4. Pelanggaran Gencatan Senjata oleh Israel
Meski gencatan senjata telah disepakati, tentara Lebanon melaporkan beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh Israel. Pada Rabu dan Kamis, pasukan Israel dilaporkan melakukan serangan udara dan pelanggaran wilayah udara. Dua warga Lebanon dilaporkan terluka dalam serangan udara Israel di Markaba, Lebanon selatan. Selain itu, tank Israel juga melancarkan tembakan di sejumlah wilayah, termasuk Ayta al-Shaab dan Wazzani, sementara pesawat pengintai Israel terpantau terbang di atas distrik Tyre dan Bent Jbeil.
5. Penambahan Penerbangan dari Maskapai Lebanon
Seiring dengan gencatan senjata yang diterima baik oleh banyak pihak, maskapai nasional Lebanon, Middle East Airlines (MEA), mengumumkan penambahan jadwal penerbangan mulai Kamis (28/11). MEA akan menambah 32 penerbangan dan meningkatkan kapasitas pesawat untuk melayani lebih dari 30 destinasi. Perusahaan penerbangan ini juga menginformasikan bahwa mereka akan kembali sepenuhnya ke jadwal operasi reguler pada 12 Desember mendatang.
Gencatan senjata ini memberikan harapan bagi banyak pihak, meskipun ketegangan masih tetap ada di lapangan. Keberhasilan implementasi kesepakatan ini akan sangat bergantung pada kepatuhan kedua belah pihak dan upaya internasional untuk memastikan pemulihan keamanan serta stabilitas di wilayah tersebut.