Majalengka, Infojabar.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka, Jawa Barat, mendorong para petani bawang merah untuk menjual setidaknya 20 persen dari hasil panen mereka ke pasar lokal. Kebijakan ini diharapkan dapat membantu pengendalian inflasi di daerah tersebut.
Penjabat (Pj) Bupati Majalengka, Dedi Supandi, mengungkapkan bahwa pihaknya meminta penyuluh pertanian untuk memastikan petani, khususnya petani skala besar, untuk memenuhi ketentuan tersebut. “Kami meminta para petani agar 20 persen dari hasil panen bawang dijual di pasar tradisional di Majalengka, guna menjaga kestabilan harga dan memastikan harga yang lebih terjangkau bagi masyarakat,” kata Dedi di Majalengka, Kamis (12/12).
Langkah ini menjadi bagian dari upaya Pemkab Majalengka untuk mengendalikan harga bawang merah, salah satu komoditas yang berkontribusi signifikan terhadap inflasi di daerah tersebut. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi di Kabupaten Majalengka tercatat sebesar 1,71 persen (year on year/yoy) pada November 2024, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,83. Sementara itu, inflasi bulanan (month to month/mtm) pada November 2024 tercatat sebesar 0,26 persen.
Dedi menjelaskan, saat ini Majalengka tidak memiliki pasar induk, sehingga banyak hasil panen bawang merah dijual ke pasar induk di luar daerah dan kemudian kembali ke Majalengka dengan harga yang lebih tinggi. “Dengan mengalokasikan 20 persen hasil panen untuk dijual di Majalengka, kami berharap dapat memutus rantai distribusi yang panjang, yang pada akhirnya akan meringankan beban konsumen,” ujarnya.
Selain itu, Dedi juga menyoroti potensi pengembangan bawang putih di wilayah selatan Majalengka yang berada di ketinggian lebih dari 800 meter di atas permukaan laut (mdpl). Wilayah tersebut dinilai sangat ideal untuk mendukung pengurangan ketergantungan pada impor bawang putih nasional. Pemerintah pusat telah menyiapkan subsidi sebesar Rp70 juta per hektar untuk petani yang menanam bawang putih.
“Kami ingin para penyuluh pertanian mendorong petani untuk memanfaatkan peluang ini. Pengembangan bawang putih dapat memberikan dampak positif terhadap ketahanan pangan nasional sekaligus meningkatkan pendapatan petani di Majalengka,” tambah Dedi.
Dengan langkah-langkah ini, Pemkab Majalengka berharap dapat memperkuat sektor pertanian lokal, menstabilkan harga bawang merah, dan mendukung ketahanan pangan di tingkat nasional.