Oviedo, Spanyol (Infojabar.com) – Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati, menyatakan keyakinannya bahwa Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump, akan mampu menemukan solusi untuk permasalahan Palestina. Hal ini disampaikan Mikati dalam wawancara dengan harian Spanyol, El Pais, pada Jumat (13/12).
Mikati menyatakan, “Saya yakin Trump akan berusaha keras untuk memaksakan solusi terkait Palestina. Dalam masa jabatan pertamanya, dia telah menunjukkan komitmennya dalam mencari perdamaian di kawasan ini dan dunia secara keseluruhan.”
Sebagai seorang pengusaha sukses sebelum terjun ke dunia politik, Mikati menilai Trump sebagai seorang pemimpin yang “pragmatis.” Ia juga memuji Abraham Accords, perjanjian yang dimediasi AS di masa jabatan pertama Trump, yang berhasil membuka hubungan diplomatik antara Israel dan beberapa negara Arab seperti Uni Emirat Arab (UAE), Bahrain, dan Maroko.
Menurut Mikati, “Perjanjian tersebut tidak akan berhasil tanpa adanya solusi yang adil dan berkelanjutan untuk konflik Palestina. Sudah waktunya untuk itu, dan kita membutuhkan sosok seperti Presiden Trump untuk mewujudkannya.”
Mikati juga mengungkapkan optimisme terkait rencana konferensi perdamaian internasional mengenai Palestina yang dijadwalkan pada Juni mendatang. Ia menambahkan bahwa, seperti yang disampaikan oleh Arab Saudi, solusi tersebut akan dipaksakan terlepas dari persetujuan atau penolakan pihak tertentu. “Israel harus menyadari bahwa jika ingin hidup damai dengan tetangganya, mereka perlu menciptakan lingkungan yang damai,” ujar Mikati.
Selain itu, Mikati mengungkapkan bahwa Pemerintah Lebanon telah menjalin komunikasi dengan Massad Boulos, yang dipilih Trump sebagai penasihat Timur Tengah. Boulos, seorang pengusaha Lebanon-Amerika dan ayah mertua Tiffany Trump, putri Donald Trump, dianggap Mikati sebagai sosok yang memahami kawasan ini dengan baik.
“Kami percaya dia akan mendorong stabilitas jangka panjang di negara ini,” kata Mikati.
Mikati juga menyampaikan pandangannya tentang kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Lebanon, yang menurutnya memiliki potensi untuk bertahan lebih lama berkat keberadaan komite teknis yang dibentuk oleh Amerika Serikat. Ia juga menegaskan pentingnya dukungan internasional bagi militer Lebanon untuk memastikan perdamaian yang berkelanjutan.
“Selama empat atau lima tahun terakhir, kami menghadapi empat krisis yang berbeda dan sumber daya kami sangat terbatas. Oleh karena itu, kami meminta komunitas internasional untuk berkomitmen mendukung angkatan bersenjata kami,” ujarnya.