(Infojabar.com) – Jagat maya dihebohkan dengan video siaran langsung seorang tenaga kesehatan yang diduga dilakukan saat proses operasi berlangsung di sebuah rumah sakit di Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Aksi tersebut menuai sorotan publik setelah viral di media sosial.
Video yang pertama kali diunggah akun Instagram @inijawatimur memperlihatkan seorang pria berseragam medis tengah melakukan siaran langsung di TikTok. Ia tampak berbicara kepada kamera sambil menunjukkan suasana di ruang tindakan medis.
“Mas Rizal lagi jahit di belakang gaes, urung mari. Operasi caesar. Gak papa sambil live, sing penting gak kelihatan pasiennya,” ujar pria dalam video tersebut, yang diunggah pada Selasa (21/5/2025).
Unggahan tersebut sontak menyedot perhatian warganet. Hingga saat ini, video itu telah ditonton lebih dari 180 ribu kali dan mendapat ribuan tanda suka serta ratusan komentar, sebagian besar mengecam tindakan tersebut karena dianggap tidak etis dan melanggar kode etik profesi.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, dr Hexawan Tjahja Widada, membenarkan bahwa peristiwa itu terjadi di sebuah rumah sakit swasta di wilayah Kecamatan Mojoagung. Namun, ia menegaskan bahwa pelaku bukanlah dokter.
“Kedua nakes itu adalah perawat instrumen atau perawat alat. Mereka bukan dokter dan kejadian itu berlangsung setelah tindakan medis selesai, bukan saat operasi berlangsung,” kata Hexawan kepada awak media, Jumat (23/5/2025).
Menurutnya, siaran langsung dilakukan oleh perawat berinisial K, sementara rekan yang disebut dalam video juga berinisial K. Pihak Dinas Kesehatan telah memanggil keduanya untuk dimintai klarifikasi.
“Keduanya sudah mengakui perbuatannya dan telah kami berikan pembinaan. Kami juga telah mengeluarkan surat teguran resmi kepada pihak rumah sakit,” ujarnya.
Dinas Kesehatan Jombang menegaskan bahwa tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan dalam konteks profesionalisme tenaga medis. Selain melanggar etika profesi, siaran langsung di lingkungan ruang tindakan medis juga dapat membahayakan privasi pasien, meskipun identitas pasien tidak diperlihatkan secara langsung.
Kejadian ini menambah deretan pelanggaran etika yang menjadi perhatian serius dalam praktik pelayanan kesehatan. Dinkes mengimbau seluruh fasilitas pelayanan kesehatan untuk memperketat pengawasan terhadap aktivitas tenaga medis, khususnya dalam penggunaan media sosial di area kerja yang bersifat sensitif.