Turki (Infojabar.com) – Sejumlah warga Suriah yang melarikan diri ke Turki selama perang saudara di negaranya mulai kembali setelah berakhirnya rezim Baath yang telah bertahan selama 61 tahun. Mereka terlihat memadati gerbang perbatasan Cilvegozu di Hatay, provinsi tenggara Turki, pada Senin pagi (9/12), untuk menyelesaikan prosedur bea cukai dan melanjutkan perjalanan pulang.
Kepadatan di kawasan tersebut dikhawatirkan menyebabkan kekacauan, sehingga tim gendarmerie Turki mendirikan pos pemeriksaan terpisah sekitar 5 kilometer dari perbatasan. Warga Suriah yang memenuhi persyaratan untuk menyeberang diarahkan menuju Gerbang Perbatasan Cilvegozu setelah melewati pemeriksaan tersebut.
Gendarmerie, yang bertugas mengatur kelancaran prosedur perbatasan, memastikan proses berlangsung tertib tanpa adanya kerumunan. Prosedur ini bertujuan agar arus pengembalian warga Suriah ke tanah air mereka dapat berjalan lancar.
Adem Muhammed Zin, seorang warga Suriah yang tengah dalam perjalanan menuju Damaskus, menyatakan kebahagiaannya atas berakhirnya konflik di negaranya. “Terima kasih Tuhan, jalan kami telah terbuka. Assad telah pergi, dan perang telah berakhir. Saya tinggal di Istanbul selama 10 tahun. Semoga Allah memberkahi Turki yang banyak membantu kami,” ujar Adem.
Ali Hasiko, yang telah menunggu lebih dari satu dekade untuk kembali ke kampung halamannya di Hama, juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Turki. “Saya berterima kasih kepada Turki karena membuka pintunya untuk kami,” katanya.
Sementara itu, Ibrahim Muta yang tinggal di Turki bersama enam anggota keluarganya selama 11 tahun, mengatakan dengan penuh syukur, “Terima kasih Tuhan, perang telah berakhir. Turki memang indah, tapi rumah kami ada di Suriah.”
Hana Hasiko, yang mengantre bersama anak dan cucunya, mengungkapkan rasa terima kasih kepada Turki dan Suriah. “Turki dan Suriah seperti saudara. Kami berterima kasih atas segalanya, sekarang kami akan pulang,” ungkapnya.