Jakarta, Infojabar.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan tipis pada perdagangan hari Selasa, 10 Desember 2024, setelah Bank Indonesia (BI) merilis survei yang menunjukkan adanya peningkatan penjualan eceran pada bulan November 2024.
Pada penutupan perdagangan, rupiah tercatat melemah empat poin atau 0,03 persen, berada di level Rp15.871 per dolar AS, dibandingkan dengan posisi sebelumnya yang berada di Rp15.867 per dolar AS.
Analis Bank Woori Saudara, Rully Nova, menjelaskan bahwa pelemahan rupiah ini terjadi setelah survei BI mengenai penjualan eceran menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan bulan sebelumnya. “BI merilis survei penjualan eceran yang diperkirakan lebih kuat dibandingkan dengan bulan sebelumnya,” ujar Rully, Selasa (10/12).
Survei Penjualan Eceran BI mengindikasikan adanya peningkatan penjualan eceran pada November 2024, dengan Indeks Penjualan Riil (IPR) mencapai 211,5, atau tumbuh 1,7 persen secara tahunan (year on year/yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya. Peningkatan ini terutama didorong oleh lonjakan penjualan pada sektor bahan bakar kendaraan bermotor, suku cadang, aksesori kendaraan, serta sektor sandang.
Rully juga menambahkan, meski rupiah melemah, ada optimisme terhadap kemungkinan penurunan suku bunga oleh bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), yang diperkirakan akan diumumkan pada pekan depan. Hal ini didorong oleh angka pengangguran AS yang naik menjadi 4,2 persen. “Probabilitas pemotongan suku bunga kebijakan The Fed meningkat menjadi 85 persen, dengan penurunan sebesar 25 basis poin,” tambah Rully.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari Selasa juga mengalami penurunan, tercatat di level Rp15.874 per dolar AS, turun dibandingkan dengan posisi sebelumnya yang tercatat Rp15.861 per dolar AS.