Jakarta (Infojabar.com) – Nilai tukar rupiah mengalami penguatan pada akhir pekan ini, dengan beberapa faktor yang mendukung, salah satunya adalah meningkatnya kepercayaan pasar terhadap kesiapan Bank Indonesia (BI) dalam melakukan intervensi di pasar valuta asing.
Analis Bank Woori Saudara, Rully Nova, mengatakan bahwa penguatan rupiah ini didorong oleh keyakinan pasar bahwa BI akan selalu siap untuk berjaga-jaga dan melakukan langkah intervensi guna menstabilkan kurs. “Kepercayaan pasar semakin kuat karena BI siap untuk intervensi di pasar valuta asing,” kata Rully saat dihubungi Infojabar.com, Jumat (20/12).
Pada penutupan perdagangan hari ini, rupiah tercatat menguat sebesar 91 poin atau 0,56 persen menjadi Rp16.222 per dolar Amerika Serikat (AS), dibandingkan dengan posisi sebelumnya di Rp16.313 per dolar AS. Penguatan yang sama juga tercermin pada kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia yang naik ke level Rp16.270 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.277 per dolar AS.
Rully sebelumnya telah memperkirakan bahwa rupiah akan bergerak menguat dalam kisaran Rp16.280-Rp16.320 per dolar AS meskipun indeks dolar AS masih menunjukkan tren yang meningkat.
Arus modal yang masuk ke pasar saham, yang tercatat mencapai 57 juta dolar AS pada sesi pertama perdagangan hari ini, turut memberikan dorongan positif bagi penguatan rupiah. Selain itu, Bank Indonesia juga menunjukkan kesiapan untuk melakukan intervensi di pasar spot dan forward guna menjaga kestabilan nilai tukar rupiah.
Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, memprediksi bahwa BI akan menurunkan suku bunga acuan atau BI-Rate pada tahun depan dengan langkah yang lebih hati-hati, untuk menstabilkan rupiah di tengah meningkatnya volatilitas pasar global, terutama yang dipengaruhi kebijakan The Federal Reserve (The Fed) AS.
“Dengan strategi pelonggaran suku bunga yang lebih gradual dari The Fed, kami memperkirakan BI akan menurunkan BI-Rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,75 persen pada akhir 2025,” ujar Josua.
Josua menambahkan bahwa langkah-langkah ini diharapkan dapat mendukung stabilitas rupiah dan menjaga daya tarik pasar domestik dalam menghadapi tantangan ekonomi global.